Padahal jam loceng bertik-tok, sudah di off, alarm hp juga sudah di off tapi ketika berdering tetap terlelap dalam tidurnya, tidak kedengeran akhirnya mati-mati sendiri atau bangun dengan setengah sEdar lantas terus mematikan loceng trus tidur lagi. Padahal biasanya dengan mudah bisa bangun. So.. Apa yang terjadi dengan diri kita?
Atau mungkin kita pernah merasakan mulut ini terasa berat ketika melantunkan ayat-ayat Al Qur’an atau mengucapkan salam kepada saudara kita. Atau mungkin kita pernah mengalami kekok, bercakap tak lancar, tersangkut sangkut fikiran jadi ‘blank’ ketika kita berbicara dalam halaqah meskipun sebelumnya sudah mempersiapkan diri telebih dahulu. Ada apa dengan kita?
Jika hal-hal seperti itu terjadi pada diri kita, maka segeralah kita muhasabah diri. Ada apa dengan diri kita? Keadaan seperti ini jangan dibiarkan begitu saja, lama-kelamaan akhirnya terbiasa. Seperti halnya penyakit, kalau sudah ada simpton2 awal maka segera berjumpa doktor dan minum ubat . Begitu pula dengan ruhiyah kita, kalau sudah ada gejala osteoporosis ruhiyah maka segera kita muhasabah diri kita, bagaimana hubungan kita dengan Allah dan apa yang sudah kita lakukan?
Jangan-jangan kita banyak maksiat yang kita kerjakan hingga menghalangi amalan-amalan kita. Mungkin kita tidak bisa menjaga dari hal-hal yang makruh bahkan diharamkan oleh Allah sehingga menghalangi organ tubuh kita untuk beribadah kepada-Nya. Misalnya, kita menggunakan mata untuk menonton drama meski cuma satu atau dua jam, tunggu saja nanti kemungkinan besar malamnya kita akan susah bangun untuk qiyamulail. Mata kita akan susah untuk bangun, kalaupun bangun kita solat dengan mata yang ngantuk hanya kerana kita tak menjaga mata kita dari hal-hal yang tidak berguna bahkan mengandung maksiat, akhirnya Allah pun tidak menjaga mata kita untuk beribadah padaNya.
Selain mata, telinga juga perlu kita jaga. Kita susah bangun malam karena kita tidak menjaga telinga kita. Telinga kita gunakan untuk mendengarkan gosip atau muzik-muzik jahiliya bahkan kadang bisa terngiang-ngiang dalam memori kita karena seharian yang didengar muzik-muzik itu. Akhirnya malamnya telinga kita tidak kedengeran dering jam loceng atau alarm hp bahkan suara adzan, Na’udzubillah.
Selain itu mulut tak kalah pentingnya untuk dijaga. Kerana mulut itu pula yang banyak menjerumuskan manusia terutama wanita ke dalam neraka, Na’udzubillah. Kerana mulut bisa menjadi sarang ghibah, fitnah, caci-maki, dsb.Mulut ini telah bermaksiat sebelumnya.
Selanjutnya adalah hati. Ini adalah bahagian terpenting yang perlu kita jaga. Hati ibaratnya pemimpin bagi organ tubuh yang lain, yang menjadi komando. Hati bisa sakit, buta bahkan mati jika semakin banyak berbuat maksiat. Hati ibarat cermin, semakin banyak bermaksiat maka semakin banyak noda titik-titik hitam di cermin itu. Atau bahkan mungkin tidak lagi titik-titik hitam tapi sudah jelaga hitam yang susah dibersihkan dan tidak bisa dipakai untuk bercermin lagi karena sudah bukam. Begitu pula dengan diri kita, semakin banyak kita berbuat maksiat dan tidak bertaubat maka kita semakin terbiasa dengan kemaksiatan itu.
Salah satu yang menyebabkan kematian hati adalah banyak bergurau. Bolehlah kita bergurau untuk mencairkan suasana atau menciptakan suasana ukhuwah. Tapi tetap memperhatikan adab-adabnya, perhatikan dengan siapa juga dan tidak berlebihan, apalagi ikhwan-akhwat, hati-hati!
Mari kita tengok diri kita, prestasi diri kita, jika selama ini kita belum menjaga mata, mulut, telinga, hati dan organ tubuh kita yang lain dari kemaksiatan maka segeralah kita koreksi diri, tidak ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan. Seharusnya kita merasa sayang kalau tidak bisa qiyamulail meski hanya terlewat semalam. Merasa sayang pula jika tidak bisa merasakan nikmatnya beribadah. Jika masih merasa sayang, maka jagalah diri kita, dan Insya Allah Allah akan menjaga kita agar senantiasa bisa dekat dengan-Nya.
0 comments:
Post a Comment